Breaking News

Responsive Ad Here
Responsive Ad Here

Gejala,Pengobatan,Serta kompikasi CACAR API

Responsive Ad Here

WARNA BERITA.ONLINE-

 Cacar api terjadi saat virus varicella zoster teraktivasi kembali, misalnya akibat sistem kekebalan tubuh yang melemah. Infeksi pertama dari virus ini menyebabkan cacar air (chickenpox). Setelah sembuh dari cacar air, virus varicella zoster bisa tetap tinggal dan “tertidur” atau tidak aktif selama bertahun-tahun di dalam sel saraf.


Jika virus ini teraktifkan kembali, misalnya akibat terinfeksi kembali atau saat sistem kekebalan tubuh melemah, infeksi kedua inilah yang akan menyebabkan cacar api. Namun, perlu diketahui bahwa tidak semua semua orang yang pernah menderita cacar air pasti akan mengalami cacar api.

Gejala Cacar Api

Cacar api dikenal juga dengan beberapa istilah, yaitu herpes zoster, cacar ular, dan dompo. Cacar api tidak punya masa inkubasi atau periode munculnya gejala dari awal terpapar virus. Hal ini karena virus sudah ada di dalam tubuh dan mengalami aktivasi atau “bangun” kembali.


Pada awal kemunculannya, cacar api bisa menimbulkan gejala-gejala infeksi virus yang umum, seperti demam, sakit kepala, menggigil, hingga sakit perut. Selanjutnya, akan muncul gejala khas cacar api, yaitu:

     •Ruam kemerahan yang perlahan berubah             menjadi lepuh berisi air atau blister

    •Ruam lepuh akan terasa nyeri atau tertusuk

    •Ruam lepuh muncul hanya di satu sisi area tubuh tertentu, misalnya di area dada kiri atau di lengan kiri saja

Ruam lepuh ini bisa bertahan selama 7–10 hari dan kemudian membaik dengan sendirinya dalam kurun waktu 2–4 minggu


Cacar api bisa menular. Namun, jika seseorang belum pernah mengalami cacar air sebelumnya, virus varicella zoster yang menginfeksi akan menyebabkan cacar air terlebih dahulu. Penderita cacar api bisa menularkan virus saat lepuh mulai muncul.

Pengobatan Cacar Api

Cacar api disebabkan oleh infeksi virus. Oleh karena itu, penanganan cacar api dilakukan dengan pemberian obat antivirus untuk mempercepat pemulihan dan mengurangi keparahan penyakit. Umumnya, dokter akan memberikan antivirus saat lepuh mulai muncul. Jenis obat antivirus yang bisa diberikan, antara lain:

     •Acyclovir

     •Famciclovir

     •Valacyclovir

Selain dengan obat antivirus, ada beberapa obat yang bisa diberikan untuk meredakan keluhan atau gejala yang timbul akibat cacar api, yaitu:

• Obat demam dan pereda nyeri, seperti paracetamol atau ibuprofen

• Obat pengurang gatal pada kulit, seperti losion calamine

• Obat untuk pereda nyeri saraf jika nyeri yang dirasakan cukup parah, seperti salep yang mengandung lidokain

Selain itu, saat mengalami cacar api, seseorang sebaiknya mencukupi kebutuhan cairan dengan minum air putih, istirahat yang cukup, dan melakukan perawatan rumahan untuk meredakan kulit yang terasa gatal dan nyeri, misalnya dengan kompres hangat atau berendam dalam larutan oatmeal.


Salah satu kondisi yang sering terjadi setelah ruam cacar api mereda adalah munculnya nyeri saraf, tepatnya postherpetic neuralgia. Rasa nyeri yang berat dan mengganggu akibat kondisi ini bisa berlangsung selama beberapa minggu, bulan, hingga tahunan.


Untuk mengurangi nyeri, dokter bisa memberikan obat untuk meredakan nyeri yang bekerja langsung di saraf, seperti gabapentin atau amitriptyline.

Komplikasi Cacar Api

Cacar api bisa menyebabkan komplikasi mulai dari yang mengganggu aktivitas sehari-hari hingga yang berbahaya. Komplikasi-komplikasi tersebut adalah sebagai berikut:


1. Poshterpetic Neuralgia

Postherpetic neuralgia merupakan komplikasi paling umum dari cacar api. Jika mengalami kondisi ini, penderita akan mengalami rasa nyeri yang parah pada kulit yang mengalami ruam. Hal ini terjadi karena serabut saraf mengalami kerusakan selama cacar api.


Kondisi ini biasanya akan membaik setelah beberapa minggu. Namun, sebagian orang tetap merasakan rasa sakit yang mengganggu hingga bertahun-tahun setelah ruam sembuh.


2. Kehilangan penglihatan

Cacar api bisa terjadi di bagian tubuh mana saja, termasuk area mata. Dalam istilah medis, cacar api yang terjadi di area muka terutama di area mata disebut sebagai herpes zoster ophthalmicus (HZO).


HZO dapat menyebabkan keratitis atau peradangan pada kornea mata. Jika tidak segera ditangani, cacar api di area mata dapat menyebabkan gangguan penglihatan hingga kebutaan.


3. Radang otak

Meskipun jarang terjadi, radang otak (encephalitis) merupakan salah satu komplikasi yang dapat terjadi pada penderita cacar api. Radang otak dapat terjadi ketika virus varicella zoster menyerang saraf pusat.


Radang otak dapat menyebabkan gejala awal berupa demam, sakit kepala, nyeri sendi, kelemahan otot, mual, dan leher leher kaku. Selanjutnya, peradangan di otak yang terus berlanjut akan menyebabkan perubahan perilaku, kebingungan, sulit bicara, hilang ingatan, penurunan kesadaran, hingga kejang.


4. Ramsay hunt syndrome

Salah satu komplikasi cacar api adalah kelumpuhan pada salah satu sisi wajah yang dikenal sebagai ramsay hunt syndrome. Kondisi ini bisa terjadi jika virus cacar api menginfeksi dan merusak saraf di wajah dan telinga.


Kondisi ini juga bisa merusak saraf pendengaran hingga bagian keseimbangan yang bisa menyebabkan komplikasi berupa tuli, penurunan kemampuan mendengar, hingga gangguan keseimbangan.


Mengetahui gejala, pengobatan, dan komplikasi cacar api bisa membantu Anda tetap waspada terhadap penyakit infeksi satu ini. Salah satu cara mencegah cacar air dan herpes adalah vaksinasi. Diskusikan dengan dokter untuk mendapatkan penjelasan mengenai manfaat vaksin, dosis, dan jadwal pemberiannya

Sumber: Alodokter 

0 Komentar