Breaking News

Responsive Ad Here
Responsive Ad Here

Ingin Kelola Gaza Tanpa Batas Waktu Israel Tak Dapat Dukungan Dari AS

Responsive Ad Here


 WARNA BERITA.ONLINE-

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu telah menyarankan negaranya untuk menjaga keamanan Gaza setelah perang berakhir.

Netanyahu meyakini bahwa Israel akan mengambil tanggung jawab atas keamanan di Gaza untuk jangka waktu yang tidak terbatas.

"Ketika kita tidak mempunyai tanggung jawab keamanan, yang kita alami adalah meletusnya teror Hamas dalam skala yang tidak dapat kita bayangkan," kata Netanyahu kepada ABC News.


Pernyataan Netanyahu ini muncul setelah Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden memperingatkan Israel agar tidak melakukan pendudukan besar-besaran di Gaza.

Meskipun Biden sangat mendukung perang Netanyahu melawan Hamas, kedua pemimpin memiliki perbedaan taktik.

Pemimpin paling senior Hamas di Gaza, Yahya Sinwar, diisolasi di bunkernya, kata Gallant, seraya menambahkan bahwa Sinwar lah yang "sebulan lalu membuat keputusan mematikan untuk menyerang warga sipil, wanita, dan anak-anak Israel".


Sayap militer Hamas belum memberikan komentar mengenai kemungkinan nasib Sinwar.


Dikutip dari Reuters, di bawah kota, kata Gallant, terdapat terowongan berkilo-kilometer yang membentang di bawah sekolah dan rumah sakit.


Termasuk upaya dalam mencegah jatuhnya korban sipil dan perlunya jeda dalam pertempuran untuk pengiriman bantuan kemanusiaan.

Netanyahu pada hari Senin menegaskan kembali, bahwa ia tidak akan menerima gencatan senjata sampai Hamas melepaskan tawanannya di Gaza.

Meski begitu, dirinya mengisyaratkan keterbukaannya terhadap jeda kecil taktis untuk memungkinkan pergerakan orang dan bantuan.


"Tidak akan ada gencatan senjata, gencatan senjata umum, di Gaza tanpa pembebasan sandera kami."

"Sejauh jeda taktis, satu jam di sini, satu jam di sana – kita sudah pernah mengalaminya sebelumnya," ucapnya.


"Saya kira kita akan memeriksa keadaan agar barang, barang kemanusiaan bisa masuk, atau sandera kita, sandera individu bisa pergi. Namun menurut saya tidak akan ada gencatan senjata secara umum," lanjut Netanyahu.

Presiden AS, Joe Biden tidak mendukung keinginan Israel untuk menduduki Jalur Gaza setelah perang dengan Hamas berakhir.


Biden meyakini, pendudukan kembali Gaza oleh Israel bukanlah hal yang benar untuk dilakukan.

Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby mengatakan, perlu ada serangkaian pembicaraan yang sehat tentang seperti apa Gaza pasca-konflik.

"Apa yang benar-benar kami sepakati dengan rekan-rekan Israel kami adalah bahwa hal itu tidak akan terlihat seperti apa yang terjadi pada tanggal 6 Oktober," kata Kirby, dikutip dari Al Jazeera.

Israel menyebut pasukannya telah beroperasi jauh di Kota Gaza dalam pertempuran mereka melawan Hamas.


Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant mengatakan bahwa tentara Israel telah maju ke jantung Kota Gaza dan “mengencangkan tali kekang”.

Pasukan yang berjalan kaki dan menggunakan kendaraan lapis baja serta tank, kata Gallant, memiliki satu sasaran, yakni Hamas di Gaza, infrastruktur mereka, komandan mereka, bunker, ruang komunikasi.

Gallant meyakini di dalamnya terdapat gudang senjata, ruang komunikasi, dan tempat persembunyian para militan.

Sumber-sumber keamanan mengatakan kepada Reuters bahwa militer Israel sedang memulai fase perang berikutnya.

Mereka fokus pada pencarian lokasi dan menonaktifkan labirin terowongan Hamas, dan mungkin memerlukan waktu berbulan-bulan untuk menyelesaikannya.


"Kami meningkatkan tekanan terhadap Hamas setiap jam, setiap hari. Sejauh ini, kami telah membunuh ribuan, baik di atas maupun di bawah tanah," kata PM Israel, Benjamin Netanyahu.


Militer Israel mengatakan, militan Hamas menembakkan rudal anti-tank ke pasukan Israel dari rumah sakit terdekat dan tentara menemukan senjata disembunyikan di sebuah sekolah di Gaza utara.


Sementara itu, sayap militer Hamas mengatakan para pejuangnya menimbulkan kerugian besar dan kerusakan pada kemajuan pasukan Israel.


Sumber:Tribunnews 

0 Komentar